Apakah Sapuan Jadikan Jabatan Bupati Mukomuko Hanya Sebagai Kerja Sampingan?

Avatar Of Yusnita
Apakah Sapuan Jadikan Jabatan Bupati Mukomuko Hanya Sebagai Kerja Sampingan?
M. Toha saat bertemu Bupati Sapuan
Iklan Iklan

– Setelah dilantik pada Februari 2021, Bupati , Sapuan, diketahui menghabiskan sebagian besar waktunya di ibu kota .

Kehadirannya di Kantor Bupati sangat jarang dan bisa dihitung dengan jari setiap bulannya.

Iklan Apakah Sapuan Jadikan Jabatan Bupati Mukomuko Hanya Sebagai Kerja Sampingan?

Sapuan sebenarnya seorang pengusaha sukses di bidang akuntansi dan memiliki perusahaan besar di yang harus ia kendalikan, meskipun ia telah terpilih dan dilantik sebagai Bupati .

Meskipun menjabat sebagai kepala daerah yang memiliki posisi strategis, Sapuan tidak merasa nyaman berada di .

Ia lebih sering menghabiskan waktu di dengan alasan dinas luar, sehingga tidak dapat memikirkan masyarakat dan melaksanakan tugasnya sebagai kepala daerah dengan serius.

Akibat seringnya berada di , banyak kegiatan yang seharusnya dihadiri oleh Bupati justru diwakilkan oleh Wakil Bupati.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika masyarakat merasa lebih dekat dengan Wakil Bupati , Wasri, daripada dengan Sapuan.

Kehadiran yang jarang dari Bupati di Kabupaten selama masa kepemimpinannya telah menjadi perhatian dari Lembaga Pengawasan Kebijakan Pemerintah dan Keadilan (LP-) Kabupaten .

M. Toha, ketua LP- Kabupaten , berpendapat bahwa Bupati Sapuan harus meningkatkan kehadirannya di Kabupaten dan menunjukkan keseriusannya dalam memimpin.

“Seorang Bupati seharusnya tidak sering berada dalam dinas luar setiap minggunya. Paling tidak, Bupati harus meluangkan waktu untuk Kabupaten agar masyarakat tidak merasa bahwa jabatan Bupati hanya menjadi pekerjaan sampingan saja,” ujar Toha.

Selanjutnya, LP- juga menyoroti masalah Dana Alokasi Khusus (DAK) di Dinas yang hangus karena keterlambatan penginputan di OM Spam Kementerian Keuangan.

Hal itu terkait dengan laporan penyerapan DAK 2022. Dana tersebut seharusnya digunakan untuk pembangunan infrastruktur tiga ruas .

Pemerintah Kabupaten terpaksa menggunakan Dana Alokasi Umum (DAU) untuk menutupi pekerjaan infrastruktur tersebut.

Kondisi ini mungkin terjadi karena lemahnya pengawasan dan sumber daya manusia di kabupaten tersebut, karena Bupati lebih memprioritaskan usahanya sendiri daripada memikirkan Kabupaten .

“Jangankan menambah dari pusat, yang sudah ada dari pusat saja tidak mampu dibelanjakan. Jadi, selama ini, keberadaan Bupati dalam dinas luar itu untuk apa?,” kecam Toha. (Nt/Zul)

Google News Satujuang

Dapatkan update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *