Opini  

Fenomena Media Sosial Yang Kini Jadi Meja Hijau

Avatar Of Arief
Fenomena Media Sosial Yang Kini Jadi Meja Hijau
Fenomena Media Sosial Yang Kini Jadi Meja Hijau

Penulis: Nur Khafi Udin

Satujuang.com– Meja Hijau sering digunakan sebagai bahasa komunikasi ketika seseorang memilih menyelesaikan suatu pertikaian dengan jalur pengadilan.

Fenomena Media Sosial Yang Kini Jadi Meja Hijau

Namun fakta di lapangan cukup berbeda, terkadang penyelesaian sengketa atau pertikaian sudah mandek di pihak kepolisian sebelum sampai di pengadilan jika kasus itu melibatkan rakyat miskin.

Lain cerita ketika suatu kasus melibatkan kaya, pejabat negara atau orang berpengaruh, penyelesaian kasusnya terlihat mulus, bahkan mendapat banyak dukungan.

Lebih parah lagi jika rakyat miskin terlibat kasus dengan pejabat atau orang berpengaruh, bisa-bisa rakyat miskin tersebut menjadi orang bersalah meskipun dia tidak bersalah.

Seperti yang terjadi pada kasus penganiayaan bernama Ken Admiral oleh AKBP Achiruddin Hasibuan bernama Aditya Gunawan.

Miris memang, karena penganiayaan tersebut dilihat oleh AKBP Achiruddin sendiri. Kasus ini sudah dilaporkan ke polisi sejak Desember 2022 lalu, namun penanganan kasus ini lambat.

Pada 2021 lalu juga pernah terjadi kasus mahasiswi bunuh diri asal Mojokerto, kasus ini melibatkan anggota polisi bernama Bripda Randy.

Kemudian ada kasus dengan kemasan polisi tembak polisi yang belum hilang dari ingatan kita.

Tiga contoh kasus ini menunjukkan, tidak semua persoalan selalu mulus ketika dibawa ke meja hijau. Tidak semua masyarakat mendapat keadilan ketika membawa kasus ke meja hijau.

Bahkan, penanganan tiga kasus tersebut sangat lambat, dan baru berubah menjadi serba cepat setelah viral di .

Mengapa harus viral dulu baru kerja?

Viral merupakan senjata pamungkas milik , hal ini karena peran dan fungsi turut berkembang sesuai kebutuhan masyarakat.

Menurut McGraw Hill Dictionary, merupakan sarana untuk saling interaksi satu dengan yang lain dengan cara menciptakan gagasan, saling tukar informasi, dan berbagi dalam sebuah jaringan dan komunitas virtual.

Dulu pada awal-awal kemunculan, tujuan orang bermain adalah untuk menunjukkan eksistensi diri, seperti apa yang sedang dia lakukan atau menunjukkan dengan siapa dia bergaul.

Sekarang tidak hanya sebagai platform untuk pamer diri, telah berkembang menjadi anjing penjaga, bahkan kadang-kadang bisa berubah menjadi meja hijau.

kian hari kian efektif untuk menyuarakan kritik, baik kritik sarkasme maupun kritik berat dengan dukungan data dan fakta.

Sebagai anjing penjaga, kini berhasil menumbuhkan rasa takut bagi kelompok, individu, atau pejabat negara yang mendengar gonggongan tersebut.

Sebagai meja hijau, mampu membuat penegak ciut nyali ketika mau menunda kasus yang melibatkan golongan elit.

Sebagai contoh, meja hijau mampu menyelesaikan kasus penganiayaan bernama Ken Admiral, dengan segera Adiya Gunawan menjadi tersangka dan AKBP Achiruddin dipecat dengan tidak hormat dari anggota .

Gonggongan mampu melindungi pemuda asal yang mengkritik kinerja Pemerintah Daerah, bahkan Presiden sampai melakukan kunjungan kerja ke .

Bagus Namun Salah

Gebuk-gebuk di hampir sama-sama menusuk seperti pers melalui produk jurnalistik.

Artinya membawa dampak bagus bagi masyarakat. Sejalan dengan itu, pemerintah juga semakin dewasa karena cepat dan tanggap ketika menghadapi kritik dari .

Tapi, bukan kah lebih bagus jika persoalan-persoalan di atas sudah selesai dan tidak menunggu viral? Tentu seluruh pihak harus melakukan evaluasi diri.

Responsif terhadap kasus-kasus di memang bagus, namun penegak tidak boleh abai terhadap tanggung jawab yang ada.

Jangan sampai logika masyarakat terbaik, viral dulu baru beres, namun beres dulu baru viral.

Jadi penegak viral karena prestasi bukan karena pilih kasih ketika menyelesaikan kasus atau karena korupsi.

Penulis adalah Akademisi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta. Kader HMI. Penulis buku Tafakkur Akademik (2022) dan Buku Melihat Indonesia dari Mata Pemuda (2023).

Google News Satujuang

Dapatkan update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *