Sumatera Utara– Buah pala, sepertinya tidak diperhitungkan sebagai komoditas andalan perkebunan di tanah air khususnya Sumatera Utara (Sumut).
Mungkin, karena kesannya hanya sebagai bumbu dapur saja. Alasan itu pula mungkin yang menyebabkan banyak praktisi pertanian tidak melirik tanaman tersebut sebagai sumber penghasil fulus.
Padahal, harga pala saat ini cukup menggiurkan, berkisar antara Rp.75 ribu hingga Rp.85 ribu per kilogram (kg).
Dan, itu masih dari biji palanya saja, belum lagi dari penutup biji pala atau petani menyebutnya sebagai bunga pala yang harga jualnya berkisar Rp.180 ribu hingga Rp.200 ribu per kg.
Bukan itu saja, daging buahnya juga laku dijual untuk dijadikan manisan atau asinan pala.
“Jadi, seluruh buah pala memiliki harga tersendiri,” ujar Julauni, pengumpul buah pala di Deliserdang.
Tingginya harga buah pala itu menurut dia, disebabkan produksi yang minim sementara permintaan lumayan tinggi.
“Susah mendapatkan buah pala saat ini. Banyak petani yang tidak tertarik mengembangkannya. Buah pala yang kami peroleh ini, kebanyakan hasil tanaman yang tumbuh dari biji dan dipelihara si pemilik lahan. Kalau dari budidaya sepertinya belum ada di Sumatera Utara ini,” imbuh Julauni.