Bengkulu Utara– Belasan Balai Benih Ikan (BBI) milik Pemprov Bengkulu di Kabupaten Bengkulu Utara dalam kondisi memprihatinkan alias tak produktif.
Dari diskusi yang dilakukan bersama pengelola, BBI membutuhkan perbaikan, karena keberadaan-nya hanya menghasilkan PAD sekitar Rp 46 juta dalam setahun, ujarnya Ketua Komisi II DPRD Provinsi Bengkulu, Jonaidi, Rabu (31/5/23).
Dalam kunjungan Komisi II tersebut, mereka menemukan tiga dari 45 kolam total yang dikunjungi, sebanyak 15 kolam diantaranya tidak produktif, karena rusak dan butuh perbaikan.
Yaitu pada BBI Sentral, BBI BL 7 dan BBI BL 9 yang berada diseputaran Kecamatan Padang Jaya Kabupaten Bengkulu Utara.
Jonaidi menyebut, pihaknya bakal mendorong Pemerintah Daerah untuk memperhatikan kondisi BBI ini. Karena sangat disayangkan aset yang memiliki potensi ini malah tidak diperhatikan.

“Apalagi sejauh ini BBI sudah terbukti mampu memproduksi berbagai jenis ikan mulai dari Nila, Mas, Koi dan Lele baik itu bibit ataupun untuk konsumsi,” jelas Jonaidi.
Bahkan ironisnya bukan hanya dari sisi infrastruktur, tetapi juga didapati masalah pada Sumberdaya Manusia (SDM) yang ada.
Padahal, kata dia, keberadaan BBI tersebut sangat berpotensi menyumbang PAD jika dikelola dengan maksimal.
Disamping itu, Komisi II menyarankan agar pengelola BBI jangan sekedar berpangku tangan saja. Tetapi mulai jalin kemitraan dengan masyarakat ataupun perusahaan unruk pengembangan BBI.
Mengingat ikan itu merupakan salah satu asupan gizi yang terkandung pada daging ikan sangat penting.
Kita mendorong pengelola BBI bisa bekerjasama dengan siapapun agar menghasilkan, tutup Jonaidi. (Adv)