M Gustiadi: Mereka Terpaksa Jual Sawah

Avatar Of Yusnita
M Gustiadi: Mereka Terpaksa Jual Sawah
M Gustiadi

Satujuang- Para petani di terpaksa jual sawah dan ladang mereka untuk biaya - mereka, sebagai dampak gejolak dan perubahan yang melanda.

Mengakibatkan para petani kesulitan untuk mempertahankan mata pencarian tradisional mereka.

“Salah satu isu utama yang dihadapi petani adalah alih fungsi lahan yang semakin marak, dengan lahan beralih ke tangan non-petani untuk kepentingan investasi, seperti pembangunan perumahan atau pemukiman,” ungkap Ketua DPD HKTI , Moh Gustiadi.

Baca Juga :  Ketua Komisi IV DPRD Bengkulu Minta Pengangkatan Pegawai PPPK 2023 Adil

Fenomena ini memunculkan tekanan besar terhadap ruang sehingga memaksa para petani untuk mencari sumber penghasilan alternatif.

Gustiadi menyebut, banyak petani padi merasa terjebak dalam lingkaran kemiskinan dan ketidakpastian .

Polemik Alih Fungsi Lahan Produktif, Lsm Inakor Tantang Dinas Tph
Kondisi Sawah Yang Dianggap Lahan Produktif Mulai Di Timbun Pihak Developer

“Profesi sebagai petani padi tidak menjamin kehidupan yang sejahtera, terutama dengan fluktuasi harga gabah yang tidak stabil,” imbuhnya.

Baca Juga :  Koordinasi Program, Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu Kunjungi DPRD Banten

Pada saat menjelang panen raya, harga gabah cenderung anjlok, meninggalkan petani dalam keadaan prihatin.

Gustiadi menyoroti pentingnya peran dalam mendukung petani, baik melalui kebijakan harga yang menguntungkan maupun perlindungan terhadap kepemilikan lahan .

“Tanpa dukungan yang memadai dari , akan terjadi penurunan minat generasi muda untuk menjadi petani dan peningkatan jumlah petani yang beralih profesi,” pungkasnya.(NT/Adv)