Mengenal Bagar Hiu, Makanan Asli Bengkulu yang Kini Tergolong Langka

Avatar Of Yusnita
Mengenal Bagar Hiu, Makanan Asli Bengkulu Yang Kini Tergolong Langka
Bagar Hiu

Satujuang.com adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki kekayaan kuliner yang beragam. Salah satu makanan asli yang terkenal adalah Bagar Hiu.

Makanan ini terbuat dari ikan hiu yang diolah dengan bumbu khas dan dimasak dengan cara dibakar. Namun sayangnya, Bagar Hiu kini tergolong langka dan sulit ditemukan di daerah asalnya.

Mengenal Bagar Hiu, Makanan Asli Bengkulu Yang Kini Tergolong Langka

Bagar Hiu memiliki rasa yang khas dan unik. Bumbu yang digunakan untuk memasak Bagar Hiu terdiri dari rempah-rempah seperti kemiri, ketumbar, kunyit, dan bawang putih.

Bumbu-bumbu ini kemudian dihaluskan dan dicampur dengan air jeruk nipis untuk memberikan rasa segar pada ikan hiu.

Proses pembuatan Bagar Hiu dimulai dengan membersihkan ikan hiu dan memotongnya menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

Setelah itu, bumbu yang sudah dihaluskan dicampurkan dengan air jeruk nipis dan dioleskan ke seluruh bagian ikan. Kemudian ikan hiu dibakar di atas bara api hingga matang sempurna.

Bagar Hiu biasanya disajikan dengan nasi putih dan sambal terasi. Rasa pedas dan asam dari sambal terasi sangat cocok dengan rasa asin dan gurih dari Bagar Hiu.

Makanan ini sering disajikan pada acara-acara tertentu seperti pernikahan, selamatan, atau acara adat lainnya.

Namun sayangnya, Bagar Hiu kini tergolong langka dan sulit ditemukan di daerah asalnya. Hal ini disebabkan oleh sulitnya mendapatkan ikan hiu yang berkualitas serta tingginya harga bahan baku.

Selain itu, masyarakat juga lebih memilih untuk mengonsumsi makanan modern seperti fast food ketimbang makanan tradisional seperti Bagar Hiu.

Oleh karena itu, dibutuhkan upaya untuk melestarikan Bagar Hiu agar tidak punah dan tetap bisa dinikmati oleh generasi mendatang.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mempromosikan Bagar Hiu ke wisatawan yang datang ke .

Selain itu, pemerintah dan masyarakat setempat juga bisa melakukan kampanye untuk mempopulerkan kembali makanan tradisional ini.

Google News Satujuang

Dapatkan update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *