Jakarta– Hubungan Presiden Jokowi dan Megawati sempat dikabarkan merenggang lantaran cawe-cawe untuk Pilpres 2024, namun akrab kembali saat Rakernas PDIP.
“Itu menjadi poin positif bagi keduanya. Pasalnya, kedekatan Jokowi dan Megawati itu seakan menganulir semua kekhawatiran kalau selama ini terjadi keretakan antara keduanya,” ujar pengamat politik, Ari Nurcahyo, Kamis (8/6/23).
Menurut Ari, bahwa ada perbedaan perbedaan seperti di rumah, seperti ibu dan anak, ada perbedaan sikap, sedikit ngambek, itu justru karena ada kedekatan pribadi.
Ia berpendapat, jika tidak ada kedekatan pribadi, tidak mungkin bisa seseorang bersikap seperti itu. Dalam kasus U-20, misalnya, perbedaan pandangan Jokowi dan Megawati sebenarnya bisa dipandang sangat wajar.
“Itu wajar, justru karena kedekatan,” imbuh Ari.
Ari menekankan, jika itu melibatkan partai lain sudah tentu Presiden Jokowi akan mengeluarkan sikap marah. Namun, karena melibatkan PDIP, Jokowi hanya bersikap seakan ‘ngambek'.
Meski begitu, setelah itu hubungan tentu akan kembali mesra karena keduanya sama-sama kembali ke tujuan. Ari menekankan, tujuan Jokowi sebagai presiden dan Jokowi sebagai kader PDIP tentu akan tetap sama.
“Perbedaan pandangan seperti ini masih mungkin terjadi kembali dalam konteks lain. Sebab, PDIP pasti memiliki justifikasi sendiri, dan Presiden Jokowi juga memiliki justifikasi sendiri,” terang Ari.(Republika)