Indonesia Tingkatkan Pertahanan dan Diplomasi di Era Geopolitik Kompleks

Avatar Of Tim Redaksi
Indonesia Tingkatkan Pertahanan Dan Diplomasi Di Era Geopolitik Kompleks
Menhan, Prabowo Subianto

Satujuang- memegang prinsip bebas aktif dalam hubungan internasional, terutama dengan fokus pada gerakan nonblok dengan peningkatan pertahanan dan diplomasi.

Namun, dihadapkan pada dinamika geopolitik kompleks di kawasan Asia Pasifik, termasuk kehadiran dan kemitraan AUKUS (Australia, Britania Raya, dan ), perlu mengantisipasi ancaman dan tantangan dengan bijak.

Indonesia Tingkatkan Pertahanan Dan Diplomasi Di Era Geopolitik Kompleks

Dalam konteks ini, peningkatan pertahanan menjadi kunci untuk memastikan kewaspadaan dan kesiapan pertahanan negara.

Pada tahun 2024, pertahanan mencapai Rp139 triliun, menunjukkan komitmen untuk menghadapi tantangan keamanan di kawasan ini.

Baca Juga :  Kejar Target Vaksinasi, Irwasum Polri Tinjau Pelaksanaan Vaksinasi Di Polres Bengkulu

Tantangan utama yang dihadapi termasuk ketegangan maritim terkait klaim wilayah di Laut Cina Selatan dan ekspansi militer negara-negara di Asia Pasifik.

Dalam mengatasi tantangan ini, diplomasi menjadi aspek penting, dan kehadiran pemimpin tegas dan visioner seperti dianggap sangat diperlukan.

, dengan pengalaman panjangnya baik sebagai militer maupun pejabat sipil, dianggap mampu menjawab dinamika geopolitik di kawasan.

Kepemimpinannya berhasil menghasilkan kerjasama militer dengan Australia, Inggris Raya, dan , serta pengadaan alutsista canggih seperti tempur Dassault Rafale.

Baca Juga :  Tingkatkan Kepatuhan Prajurit, Polisi Militer Gelar Operasi Gaktib dan Yustisi

Pentingnya kepemimpinan Prabowo juga ditekankan dalam mengelola hubungan dengan , AUKUS, dan negara-negara lainnya.

Melalui diplomasi yang cermat, diharapkan dapat memperkuat kerja sama regional dan peran dalam organisasi regional, memberikan kontribusi pada keamanan bersama, serta menjaga kedaulatan.

Peran generasi muda, terutama milenial dan Generasi Z, juga dianggap krusial dalam menghadapi tantangan zaman.

Dalam era Industri 4.0 dan Society 5.0, kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) menjadi pertempuran baru.

Baca Juga :  Korlantas Polri Usul Biaya Balik Nama Kendaraan Dihapus

Untuk itu, keputusan dan suara generasi muda, seperti yang diwujudkan dalam gerakan moral Damai Pemilih Pandai (#PDPP), dianggap membentuk landasan kesuksesan di masa depan.

Dengan memberdayakan generasi muda dan memilih pemimpin yang bijak, diharapkan dapat menghadapi tantangan global, regional, dan dengan sukses, menuju visi 2045.

Google News Satujuang

Dapatkan update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News