Usai Letusan Kriovolkanik Terbaru, Komet Setan Kehilangan Tanduk Ikoniknya

Avatar Of Tim Redaksi
Usai Letusan Kriovolkanik Terbaru, Komet Setan Kehilangan Tanduk Ikoniknya
Komet Setan

Satujuang– Letusan terbaru dari komet kriovolkanik 12P/Pons-Brooks menyebabkan kehilangan tanduk ikoniknya, yang menjadikannya dikenal sebagai ‘komet setan'.

Dilansir dari CNN, kejadian ini terjadi pekan lalu, menghasilkan warna hijau langka dan bayangan misterius. Komet ini, dengan lebar 10,5 mil (17 kilometer), akan mendekati Bumi dalam 70 tahun mendatang.

Usai Letusan Kriovolkanik Terbaru, Komet Setan Kehilangan Tanduk Ikoniknya

Sebagai komet kriovolkanik, letusannya disebabkan oleh tekanan dalam inti yang memecah cangkangnya, menyemburkan es ke luar angkasa.

Setelah letusan, koma komet memantulkan sinar matahari, membuatnya tampak lebih terang.

Baca Juga :  Museum Bengkulu Rangkul Ahli Waris Benda Pusaka Guna Lestarikan Budaya

Komet 12P/Pons-Brooks sebelumnya mengalami tiga letusan besar pada 20 Juli, 5 Oktober, dan Halloween.

Setiap letusan membuat komanya berkembang menjadi bentuk tidak beraturan dengan “jalur gelap” menyerupai tanduk.

Pada 14 November, letusan terbesar terjadi, membuat koma komet tampak melingkar sempurna tanpa tanduk khasnya.

Para astronom mencatat bahwa tanduk komet merupakan hasil dari ketidakteraturan bentuk inti.

Kemungkinan, letusan yang sering terjadi merusak takik yang menghalangi aliran keluar cryomagma, menjelaskan mengapa tanduknya menghilang.

Baca Juga :  Bekerja Sama Dengan FPR, Vaksinasi di Binduriang Capai Target

Letusan ketiga pada Halloween menunjukkan tanduk yang kurang jelas, menandakan kerusakan takik setelah dua letusan sebelumnya.

Astronom Eliot Herman, yang memantau komet ini setiap hari, terkejut melihat koma meluas tanpa tanduk.

Selain itu, warna hijau langka pada koma komet diakibatkan oleh kandungan dikarbon tingkat tinggi, yang memancarkan cahaya hijau saat terpapar sinar matahari.

Baca Juga :  Warga Desa Marga Karya Tolak Pembangunan Alfamart

Komet 12P/Pons-Brooks saat ini menuju Matahari dengan kecepatan 40.000 mil per jam, mendekati perihelion pada 24 April 2024, sebelum melintasi tata surya bagian luar dan diperkirakan tidak akan kembali ke bagian dalam hingga 2094.

Komet ini diharapkan terlihat dengan mata telanjang saat mencapai titik terdekatnya dengan Bumi pada 2 Juni tahun depan.(NT)

Google News Satujuang

Dapatkan update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News