Bedah Serat Wulang Reh, DPD Permadani Semarang Gelar Sarasehan Budaya

Avatar Of Arief
Bedah Serat Wulang Reh, Dpd Permadani Semarang Gelar Sarasehan Budaya
Ketua DPD Permadani Kota Semarang, Subardo, SH saat memberikan sambutan Sarasehan Budaya di Pendhapa Kinanthi, Wonolopo, Mijen, Semarang

– Dewan Pengurus Daerah (DPD) Persaudaraan Masyarakat (Permadani) Kota membedah makna Serat Wulang Reh dalam sebuah sarasehan.

Sarasehan ini berlangsung di Pendhapa Kinanthi, Kelurahan Wonolopo, Kecamatan Mijen, , Rabu (15/2/23) malam.

Bedah Serat Wulang Reh, Dpd Permadani Semarang Gelar Sarasehan Budaya

Serat Wulang Reh adalah sebuah karya sastra berupa tembang Macapat karya Sri Susuhunan Pakubuwana IV.

Ia adalah seorang Raja yang lahir di tahun 1768 dan bertahta pada tahun 1788 hingga wafat pada tahun 1820.

Wulang dapat dimaknai sebagai pitutur (ajaran), Reh sendiri mempunyai makna aturan atau laku cara mencapai sesuatu.

Sesuatu disini dapat diartikan sebuah laku menuju keharmonisan hidup yang sempurna.

Baca Juga :  Dinas Peternakan Kota Mataram Tutup Pasar Hewan

Sarasehan dengan topik utama “Satleraman Serat Wulang Reh” ini menghadirkan pemerhati Bambang Supriyono yang mendapat anugerah gelar dari Keraton Hadiningrat dengan gelar KRAT Priyono Rekso Dwijoningrat.

Ketua DPD Permadani Kota , Subardo mengatakan, sarasehan untuk yang kali pertama dilaksanakan ini merupakan kolaborasi dengan Permadani Cabang Kecamatan Mijen.

Tujuannya agar dapat lebih dimengerti dan dipahami terkait adiluhung khususnya Jawa.

Diharapkan dalam sarasehan yang digelar ini audien dapat bertanya kepada narasumber terkait pemaknaan Serat Wulang Reh secara lebih rinci.

Sehingga dapat lebih memahami makna yang terkandung dalam karya sastra Sri Susuhunan Pakubuwana IV tersebut.

Baca Juga :  Muscab III Peradi Kota Semarang Diwarnai Protes Anggota

“Sarasehan ini kita laksanakan dengan tujuan untuk nduduk, ndudah, menggali kebudayaan kita, agar dapat dikenal lagi oleh masyarakat yang saat ini sudah mulai hilang,” tutur Subardo.

Subardo berharap, sarasehan ini dapat menambah khasanah wawasan Jawa.

“Agar tidak hilang tergerus barat dengan kecanggihan teknologinya yang tak dapat dibendung,” kata Subardo yang juga anggota berdinas di Polsek Mijen.

Dikatakannya, pihaknya bersama Permadani Cabang Mijen akan berupaya menggelar sarasehan secara rutin dalam setiap bulannya dan terbuka untuk umum.

“Jadi tidak hanya Permadani saja, tapi kalangan umum siapun boleh ikut,” ujar Subardo.

Rencananya, sarasehan yang kali pertama dilaksanakan ini dilaksanakan berkelanjutan sebulan sekali dengan menghadirkan narasumber dan meteri yang berbeda.

Baca Juga :  Ini Dia Daftar 39 Pejabat Kemenkeu Rangkap Jabatan, Penghasilan Fantastis

“Kalaupun nanti ada permintaan dari audien, kita akan akomodir kemauan audien seperti apa, akan kita sesuaikan topik dan narasumber yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan,” pungkas Bardo.

Dalam sarasehan tersebut, selain dihadiri besar Permadani Cabang Mijen, juga hadir Ketua Komite Seni (KSBN) Agus Waryanto.

Lalu ada juga Ketua DPP Permadani Suyitno Yoga Pamungkas serta mengundang masyarakat sekitar Kelurahan Wonolopo untuk dapat mengikuti sarasehan. (red/hdi).

Google News Satujuang

Dapatkan update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News