Satujuang.com– Cuaca ekstrem El Nino telah menjadi momok bagi petani karena lahan pertanian mengalami kekeringan yang parah.
Akibatnya, produksi beras pun menurun drastis yang membuat petani merasa terpukul dengan kondisi ini.
Petani di wilayah Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu sedang sibuk membersihkan gabah hasil panen terbaru mereka, Rabu (6/9/23).
Soni salah seorang petani padi menyatakan mereka harus menghadapi kenyataan pahit bahwa harga beras di wilayah ini mengalami kenaikan drastis.
Dari harga sebelumnya sebesar Rp.8.500 per kilogram, harga beras kini mencapai Rp.11.500 per kilogram.
Kenaikan ini disebabkan oleh banyaknya lahan pertanian yang mengalami kekeringan akibat cuaca ekstrem El Nino.
Tidak hanya itu, kekeringan juga berdampak pada kualitas gabah yang dipanen yang mana kualitas yang lebih rendah dibandingkan dengan musim panen sebelumnya.
Hal ini tentu saja mempengaruhi harga beras di pasaran. Permintaan yang tinggi dan pasokan yang terbatas membuat harga beras melonjak tajam.
Harga bahan pokok yang semakin tinggi membuat biaya produksi mereka meningkat. Selain itu, petani juga harus bersaing dengan beras impor yang lebih murah di pasaran.
Mereka berharap pemerintah dapat memberikan solusi yang lebih komprehensif untuk mengatasi masalah ini dan melindungi keberlangsungan mata pencaharian mereka.