Satujuang.com – Dadang, lelaki dengan profesi sebagai seorang kuli bangunan ini terpaksa pasrah menerima keadaan, puluhan juta uang upah kerja yang seharusnya ia dapatkan, hingga saat ini belum kunjung dibayarkan oleh pemilik rumah.
Diceritakan oleh Dadang, awalnya ukuran bangunan dan besaran upah pembangunan sudah disepakati bersama dengan pemilik rumah, akan tetapi ditengah pengerjaan kesepakatan itu berubah karena penambahan ukuran bangunan dan penambahan item lainnya.
“Perjanjian awalnya rumah ukuran 10×13, janji bayar Rp 900 ribu per meter. Lalu nambah jadi ukuran 15×11 tambah bangun tiang dan ada juga buat lemari,” ujar warga Dusun SP 4 Desa Bukit Berlian Kabupaten Bengkulu Utara ini, Senin (13/9/21).
Dijelaskan oleh Dadang, sang pemilik rumah berdalih pekerjaan yang dilakukannya tidak beres. Padahal rumah yang dikerjakannya dari awal tersebut sudah selesai dan telah ditempati pemilik rumah.
“Alasan bos, kerja kita gak beres, kita siap perbaiki mana yang gak sesuai sama dia, ntah kenapa dia tidak mau pakai kita lagi. Ya mau gimana lagi kalau dia sudah nyetop gitu kita tinggal diam aja,” ujar Dadang.
“Masih ada Rp 27 juta lagi belum dibayar, tapi bos bilangnya udah lunas, saya bingung mana sekarang masa pandemi Covid-19 kita kan sama-sama tau gimana keadaan,” keluhnya.
Sementara, si pemilik rumah berdalih bahwa pekerjaan yang dilakukan Dadang tidak sesuai harapan dan sudah membayar.
“Gak sesuai dengan harapan, bohong, mitos, gak usahlah didengar, gak mau lagi, gak beres gak bakalan beres, gajinya sudah selesai,” ujar pemilik rumah saat dikonfirmasi, Kamis (13/9).
“Udah selesai semuanya sudah selesai, kerjanya gak beres, inikan kerjanya dikerjain lagi dibongkar semua ini, dibongkar semua proyek dia,” tambahnya lagi. (Pepen)