Diprotes China dan Rusia, Jepang Tetap Laksanakan Pembuangan Gelombang Ketiga Air Radioaktif

Avatar Of Tim Redaksi
Diprotes China Dan Rusia, Jepang Tetap Laksanakan Pembuangan Gelombang Ketiga Air Radioaktif
Tempat pengolahan limbah milik Jepang

Satujuang kembali memulai pembuangan gelombang ketiga air radioaktif yang sebelumnya telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

Dilansir dari antara, limbah yang diolah dari PLTN Fukushima Daiichi yang rusak itu, menuju ke Samudera Pasifik, Kamis (2/11/23)

Diprotes China Dan Rusia, Jepang Tetap Laksanakan Pembuangan Gelombang Ketiga Air Radioaktif

Dimana pelepasan air limbah nuklir Fukushima tahap ketiga ini akan berlangsung hingga 20 November.

Hal ini disampaikan oleh kantor berita Kyodo yang berbasis di . Meskipun sebelumnya mendapat penolakan dari dan .

Baca Juga :  UKK KSR PMI UINFAS Bengkulu Gelar Safari Ramadhan 2022

Penolakan itu tidak membuat rencana untuk membuang air limbah nuklir itu ke laut terhenti.

Hal itu disampaikan sendiri oleh pihak Electric Power Company Holdings (TEPCO) selaku Pemilik dan operator pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi.

Perusahaan tersebut tetap berencana membuang sekitar 460 ton air limbah per hari ke laut sekitar satu kilometer dari pantai.

Yang dilakukan melalui terowongan bawah air dengan tahap keempat pembuangan akan dimulai pada Maret mendatang dengan melepaskan total sekitar 31.200 ton air.

Baca Juga :  Sevima Gelar Kompetisi Menulis Artikel Digitalisasi Kampus, Ini Juaranya

Pada pelepasan sebelumnya, sekitar 460 ton air olahan telah dilepaskan setiap hari selama 18 hari.

Sebelumnya mulai melepaskan air limbah radioaktif yang telah diolah dari PLTN Fukushima pada Agustus.

Karena hal itu, memicu reaksi keras dari dan partai-partai oposisi di Selatan dan Kepulauan Solomon.

PLTN ini memiliki lebih dari satu juta ton air limbah yang telah diolah dan akan dibuang selama proses 30 tahun mendatang.

Baca Juga :  Jokowi Berkunjung ke Bumi Tanah Segantang Lada

Untuk diketahui, pada 2011 lalu, bumi dan tsunami yang mengguncang menyebabkan kerusakan parah pada pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi.

Kerusakan tersebut menyebabkan nuklir yang merupakan yang terbesar sejak Chernobyl pada 1986.

tersebut memaksa penutupan pembangkit listrik tersebut.(NT)

Google News Satujuang

Dapatkan update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News