Jakarta– Kerja sama desa telah menjadi kunci penting dalam mempromosikan pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup di seluruh dunia.
Dalam seminar nasional bertajuk ‘Kerja Sama Desa dalam Konteks Global' yang digelar Universitas Prof.Dr.Moestopo (Beragama), Wamendes PDTT, Paiman Raharjo menyampaikan pandangannya mengenai hal ini.
Paiman Raharjo menyatakan bahwa kerja sama antar desa dalam skala internasional mampu menciptakan dampak positif dan berkelanjutan di tengah tantangan global seperti perubahan iklim, kemiskinan, dan krisis kesehatan.
Kementerian Desa (Kemendes), Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi memiliki visi untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.
Untuk mencapai visi tersebut, dana desa yang cukup besar telah disalurkan. Ini adalah komitmen pemerintah untuk pembangunan desa yang mandiri dan maju.
Pada tahun 2022, dana desa mencapai Rp.68 triliun dan diperkirakan akan terus meningkat menjadi Rp.70 triliun di 2023 dan Rp.84 triliun di 2024.
Dalam era globalisasi ini, integrasi ekonomi nasional harus diciptakan. Pendekatan Triple Track Strategy, yaitu strategi pro-growth, pro-job, dan pro-poor, harus dilakukan untuk mewujudkan pembangunan dan pemerataan desa secara kebersamaan.
Dalam konteks global, hubungan interdependency tercipta antara aktor Hubungan Internasional dengan organisasi, non-organisasi, atau aktor substate.
Untuk mempersiapkan desa menuju era globalisasi, selain mencapai 18 fokus SDGs Desa, perlu dilakukan optimalisasi potensi desa dengan konsep ‘One Village, One Product' (OVOP).
Jejaring antar desa, baik di dalam maupun di luar negeri, juga perlu dibuka untuk meningkatkan pengetahuan kepala desa, pengembangan potensi, dan hubungan ekonomi antar desa.
Desa juga dapat memanfaatkan teknologi dengan membangun ekosistem desa digital yang terintegrasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, penciptaan lapangan kerja, dan pendapatan asli desa.
Dengan memanfaatkan ekosistem desa digital, desa dapat memasarkan hasil pertanian, perikanan, atau perkebunan, mengembangkan potensi desa wisata, meningkatkan inklusivitas keuangan, meratakan logistik, dan meningkatkan informasi dan pendidikan.
Desa digital dapat menjadi penggerak ekonomi desa, agregator dan integrator produk rakyat, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk menghadapi globalisasi.(rls)