Ekbis  

Harga Jengkol Saingi Daging Sapi di Sukabumi

Avatar Of Tim Redaksi
Harga Jengkol Saingi Daging Sapi Di Sukabumi
Jengkol

Sukabumi– Jengkol merupakan tanaman asli dari Asia Tenggara. Tak hanya di , jengkol juga tumbuh di , Nepal, Thailand hingga Myanmar.

jengkol, meskipun memiliki aroma tak sedap tetap digemari oleh masyarakat, khususnya di . Bahan makanan ini bisa diolah menjadi berbagai jenis masakan.

Harga Jengkol Saingi Daging Sapi Di Sukabumi

Di Kota Sukabumi ada perbedaan sebutan jengkol. Beberapa masyarakat terutama di daerah pakuan, jengkol juga disebut ‘sepi.' Lalu apakah ada perbedaan antara jengkol dan sepi

Iqbal Kholilullah, bahasa Sunda di SMK Mihadunal Ula mengatakan secara umum tak ada perbedaan antara jengkol dan sepi. Yang membedakan adalah usia keduanya.

“Sebetulnya sama saja, jengkol yang dikupas, kalau sepi itu yang masih muda dan belum dikupas. Kalau baunya mah sama jengkol dan sepi,” ujar Iqbal, Selasa (13/6/23).

Baca Juga :  Bhayangkara Expo Polres Pemalang Pamerkan Peralatan Polri, Fotografi, UMKM dan Latte Art Competition

Sementara itu, Irman Firmansyah salah satu sejarawan mengatakan, kegemaran masyarakat mengkonsumsi jengkol sudah terjejaki lama. Perbedaan jengkol dan sepi dilihat dari pengolahannya.

“Sepi dikubur sudah agak matang baru diambil, cara pengolahannya biasanya dikukus atau disayur. Kalau jengkol mentah dimakan langsung alias dilalap,” kata Irman.

Irman mengatakan, istilah sepi biasanya berlaku di daerah Pakuan termasuk Bogor dan Cianjur. Pertama kali ditemukan di Bogor oleh seorang dokter dan ilmuwan AG Vorderman.

“Kemungkinan (disebut sepi) di area Bogor, Sukabumi dan Cianjur karena AG Voderman zaman menemukan sepi di Bogor, disebut juga jengkol beweh,” ujarnya.

Baca Juga :  Beras Impor Milik Bulog Asal Vietnam Tiba

Ilmuwan itu mengatakan jika sepi adalah biji yang telah tua setelah dibenam dalam selama 14 hari sampai berkecambah. Dalam sepi mengandung banyak karbohidrat dan minyak atsiri.

AG Voderman mengemukakan jika sepi memiliki sifat yang merugikan di mana dapat menyebabkan hyperaemie ginjal atau pendarahan ginjal dan pengurangan atau penghentian keluarnya air kencing serta kejang kandung kencing.

Dengan demikian, dapat disimpulkan jika jengkol yaitu biji jengkol yang masih ada kulitnya.

Biasanya jengkol yang masih muda cocok untuk lalapan atau coel sambal. Sedangkan jengkol yang sudah tua, dibuang kulitnya kemudian dikubur di dalam disebut sepi.

Baca Juga :  Diduga Langgar Kode Etik, Ketua Komisi Informasi Jabar Dilaporkan PKN RI

Dewasa ini, jarang ada yang memproses jengkol menjadi sepi dengan cara dikubur karena lama waktu yang harus ditunggu. Biasanya masyarakat lebih memilih untuk direndam di dalam air.

“Lebih praktis, ekonomis, dan tidak memakan waktu lama untuk proses pembuatan sepi, biji-biji jengkol yang sudah tua direndam dengan air secara teratur di dalam tong-tong besar,” sambungnya.

Sekadar diketahui harga sepi di Sukabumi yaitu di atas Rp.100 ribu per kilogram sedangkan menembus Rp.130 ribu per kilogram.(detikjabar)

Google News Satujuang

Dapatkan update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News