Jajaran Polres Kota Malang Sujud Massal, Mohon Maaf Tragedi Kanjuruhan

Avatar Of Arief
Jajaran Polres Kota Malang Sujud Massal, Mohon Maaf Tragedi Kanjuruhan
Dipimpin Kapolresta, Jajaran Polres Kota Malang Sujud Massal minta maaf atas tragedi kanjuruhan.

– Jajaran Polresta Kota melakukan sujud massal sebagai bentuk permohonan ampun kepada Allah atas tragedi Kanjuruhan.

Momen tersebut diunggah akun media resmi Polresta Kota, Senin (10/10/22).

Jajaran Polres Kota Malang Sujud Massal, Mohon Maaf Tragedi Kanjuruhan

Dalam unggahan tersebut terlihat jajaran Kota melakukan sujud di tengah lapangan.

Sujud tersebut dilakukan dalam kegiatan apel rutin jajaran Polresta Kota di halaman Mapolresta Kota, Senin (10/10) pagi.

Apel yang dipimpin Kapolresta Kota Kombes Budi Hermanto itu, secara spontan dilakukan sujud secara bersama-sama.

Baca Juga :  Jalan Yang Mulus Membantu Masyarakat Dalam Beraktivitas

Selain sebagai wujud permohonan ampun kepada Tuhan, sujud itu pun ditujukan sebagai bentuk permohonan maaf kepada korban.

“Mohon ampun kami kepada-Mu ya Rabb atas yang terjadi pada 1 Oktober silam. Tak lupa permohonan maaf juga kami haturkan kepada korban dan keluarganya beserta Aremania Aremanita. Kabulkan kami, ya Rabb,” tulis akun tersebut.

Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, , , menewaskan lebih dari 125 penonton.

Baca Juga :  Gus Muhdlor Kebut Proyek  Frontage Road Aloha-Gedangan Tembus Depan PT Maspion II

Acara pertandingan bola yang mempertemukan Arema FC kontra Persebaya itu semua berjalan damai, sampai polisi meletuskan air mata ke arah tribune penonton.

Polisi telah menetapkan sejumlah pihak sebagai tersangka dalam tragedi berdarah itu.

Termasuk sejumlah personel dari Korps Bhayangkara, yakni Kabag , Danki 3 Sat Brimob Polda Jatim dan Kasat Samapta .

Ketiganya ditetapkan sebagai tersangka berkenaan dengan air mata di area stadion.

Baca Juga :  Maknai Momen Ramadan, Hermanto Berbagi Kebahagiaan dengan 120 Yatim dan Ratusan Janda

air mata dianggap sebagai pemicu timbulnya korban jiwa dalam tragedi Kanjuruhan.

Ribuan massa yang berusaha melarikan diri dari air mata polisi itu terjebak di dekat pintu keluar lantaran terkunci.

Hal itu membuat mereka saling berdesak-desakan di lorong pintu stadion sehingga sebagian di antara mereka terinjak-injak ataupun sesak kehabisan napas. (red/danis)

Google News Satujuang

Dapatkan update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News