Satujuang- Jepang berencana untuk menyelenggarakan ujian SIM dalam bahasa asing guna mengatasi kekurangan sopir taksi dan bus di negara tersebut.
Dilansir dari antara, Badan Kepolisian Nasional (NPA) akan menyebarkan contoh pertanyaan ujian dalam 20 bahasa kepada kepolisian prefektur di seluruh Jepang pada akhir Maret.
Kemudian, kepolisian setempat dapat menyesuaikan pertanyaan ujian sesuai kebutuhan lokal.
Mayoritas dari 20 bahasa tersebut adalah bahasa-bahasa Asia, seperti China, Korea, dan Tagalog, sementara ada juga bahasa Inggris dan Portugis.
Pendekatan multi bahasa untuk ujian SIM golongan 2 muncul sebagai tanggapan atas kelangkaan pengemudi di industri tersebut.
SIM tersebut diperlukan untuk mengoperasikan kendaraan penumpang seperti bus dan taksi, namun ujian sebelumnya hanya tersedia dalam bahasa Jepang.
NPA mengakui bahwa ujian dalam bahasa asing sebelumnya tidak tersedia karena tidak ada permintaan khusus.
Kebijakan ini akan mengikuti sistem ujian SIM golongan 1 untuk mobil pribadi, sepeda motor, dan lainnya yang sudah menyediakan ujian dalam bahasa Inggris sejak 2009.
Ujian untuk SIM golongan 1 saat ini sudah tersedia dalam 20 bahasa.
Ujian SIM golongan 2 akan menguji pengetahuan pengemudi tentang aturan lalu lintas dan prosedur keselamatan kendaraan, seperti pemeriksaan rem.
Ujian ini bersifat teknis dan tidak ada pertanyaan mengenai interaksi dengan pelanggan.(nt)