Satujuang- Jamur Cordyceps sinensis, dikenal sebagai “jamur zombie”, bukan hanya menjadi subjek cerita menakutkan dalam serial film seperti The Last of Us, tetapi juga memiliki nilai pasar yang fantastis di dunia nyata.
Dilansir dari Kumparan, Jamur ini diperdagangkan dengan harga yang bahkan lebih tinggi dari emas, jamur ini menjadi sumber penghasilan utama bagi banyak orang. Namun, karena perubahan iklim dan perburuan berlebihan, jamur ini semakin langka.
Cordyceps menyerang inangnya, seperti larva ngengat hantu, memanipulasi sistem saraf mereka untuk berperilaku aneh dan membantu menyebarkan spora jamur.
Tempat tumbuhnya terbatas pada ketinggian ekstrim, sering kali di daerah sekitar basecamp Everest.
Sebagian besar penduduk setempat bergantung pada jamur ini untuk penghasilan mereka, meskipun proses pengumpulannya sangat sulit dan berbahaya.
Dalam beberapa tahun terakhir, sulit untuk menemukan ulat yang terinfeksi jamur Cordyceps, menyebabkan penurunan drastis dalam populasi jamur ini di alam liar.
Hal ini membuatnya semakin mahal dan sulit didapat. Beberapa perusahaan mulai mempertimbangkan budidaya artifisial untuk menjaga pasokan.
Meskipun sebagian besar petani masih mengandalkan jamur liar sebagai sumber penghasilan mereka karena keterkaitannya dengan tradisi yang telah ada selama berabad-abad.(NT)