Satujuang- Gencatan senjata antara Israel dan Palestina menjadi sorotan karena tindakan kontroversial yang dilakukan oleh pihak Israel.
Dilansir dari Sindonews, meski kesepakatan telah disetujui, Israel dianggap berbuat licik dengan menembaki warga Palestina, menyebabkan dua kematian dan sebelas orang luka-luka.
Sementara Palestina, melalui perwakilan Hamas, menjalankan gencatan senjata dengan melepaskan setidaknya 24 sandera, termasuk perempuan dan anak-anak Israel.
Para sandera ini dibebaskan dan diserahkan ke pihak berwenang Mesir melalui Perbatasan Rafah.
Qatar, yang bertindak sebagai mediator, mencatat pembebasan sekitar 13 warga Israel, sementara sisanya adalah warga Thailand dan Filipina.
Pembebasan ini dianggap sebagai langkah awal, dengan kesepakatan gencatan senjata menetapkan kemungkinan gelombang berikutnya terkait pemulangan dan pembebasan lebih lanjut.
Kontras dengan tindakan Israel yang, di tengah gencatan senjata, memberikan peringatan kepada warga Gaza yang hendak kembali ke rumah agar tidak melakukannya.
Namun, ketika warga Palestina tetap kembali, pasukan Israel menggunakan kekerasan dengan menembak mereka, mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka.(NT)