PBB Akui Indonesia Sebagai Episentrum Dalam Pengembangan AI di ASEAN

Avatar Of Qisti Nadifa
Pbb Akui Indonesia Sebagai Episentrum Dalam Pengembangan Ai Di Asean
Wamenkominfo Nezar Patria bertemu dengan Wakil Sekretaris Jenderal dan Utusan Teknologi UNSG, Amandeep Singh Gill di SLovenia

Satujuang- Sekretariat Jenderal PBB akui sebagai episentrum dalam pengembangan teknologi kecerdasan artifisial atau Artificial Intelligence (AI) di ASEAN.

“ dipandang cukup penting oleh UN bahwa dengan 280 juta jiwa ini advance dalam soal pengembangan teknologi AI di kawasan,” kata Wakil Menteri dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria, Rabu (7/2/24).

Pbb Akui Indonesia Sebagai Episentrum Dalam Pengembangan Ai Di Asean

Ditambahkan, Wamenkominfo mengatakan pengakuan dunia terhadap , khususnya di bidang teknologi, merupakan kebanggaan tersendiri.

Baca Juga :  Kapolri: Sambut Ramadan dengan Syukur, Senantiasa Sebar Kebaikan

Sebab, pengakuan tersebut diberikan karena konsistensi dalam menyuarakan kesenjangan digital (digital divide) di kawasan ASEAN dan global.

“Kita mengusulkan untuk mengatasi digital divide dengan . Kita menyarankan untuk Global South-South Conference on AI Governance agar suara Asia, Afrika, serta Amerika Latin bisa terwadahi dengan lebih komprehensif,” jelasnya.

Karena itu, duta khusus untuk teknologi dari PBB ini memandang cukup strategis dan menginginkan ada partisipasi yang lebih aktif.

Baca Juga :  Mendikbudristek Apresiasi Program Sekolah Jurnalisme Indonesia dan Praktisi Mengajar

Lebih lanjut, keterlibatan dalam Forum Global UNESCO tentang Etika AI di Slovenia menjadi momentum yang tepat dalam menyampaikan gagasan tersebut.

“Tentu kita melakukan sharing values di masing-masing region sehingga apa yang menjadi slogan dari UN bahwa dalam perkembangan penerapan kecerdasan artifisial ini no one left behind, no country’s left behind, no nation left behind,” ungkap Nezar Patria.

Baca Juga :  Kodim 0723/Klaten Wujudkan Mimpi Petani Desa Nanggulan Klaten

Menurut Wamenkominfo, memandang perlu adanya kesamaan pandangan dalam mengatasi kesenjangan digital dalam Tata Kelola AI Global.

“Sehingga untuk memenuhi aspek inklusivitas ini, kita juga menginginkan adanya dialog Global South-South dan siap untuk memfasilitasi jika memang disetujui oleh UN,” tutupnya.(Qiss)

 

Google News Satujuang

Dapatkan update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News