Satujuang– Bantuan pangan beras dari pemerintah kepada masyarakat berpendapatan rendah berhasil menekan kenaikan harga beras di pasaran.
Dilansir dari detik, Badan Pangan Nasional melaporkan bahwa inflasi beras mengalami perlambatan setelah digelontorkannya bantuan pangan.
Kenaikan harga beras pada September 2023 mencapai 5,61%, namun setelah bantuan tahap kedua pada September – Oktober, terjadi penurunan 1,72% pada Oktober dan 0,43% pada November.
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menyatakan bahwa bantuan pangan beras dari Bulog, sesuai dengan penugasan pemerintah, berhasil mengendalikan inflasi.
Tren positif ini terlihat juga pada bantuan tahap pertama dari April-Juni 2023, di mana harga beras turun pada Juli 2023.
Presiden Joko Widodo memerintahkan perpanjangan bantuan pangan beras hingga Desember 2023, dengan rencana distribusi kembali dari Januari hingga Juni 2024.
Arief menekankan bahwa bantuan pangan ini merupakan intervensi stabilisasi beras bersamaan dengan Gerakan Pangan Murah dan operasi pasar beras di berbagai pasar.
Operasi pasar beras telah memberikan hasil positif, dengan penurunan harga beras medium.
Selain itu, harga Gabah Kering Panen (GKP) dan beras medium di tingkat produsen dan penggilingan juga mengalami penurunan. Meskipun di tingkat konsumen, harga beras zona 1 sudah turun.
Badan Pangan Nasional terus mendorong Dinas Pangan untuk optimalisasi anggaran dalam mendukung Fasilitasi Distribusi Pangan dan Gerakan Pangan Murah.
Stok Cadangan Beras Pemerintah di Bulog per 7 Desember 2023 mencapai 1.49 juta ton, memastikan pemerintah dapat terus berintervensi di pasar beras.
Bulog juga akan menggelontorkan beras ke Pasar Induk Beras Cipinang untuk menjaga ketersediaan stok.(NT)