Satujuang– UNHCR menegaskan bahwa pengungsi Rohingya datang ke Indonesia karena keputusasaan akibat meningkatnya kasus pembunuhan, penculikan, dan situasi berbahaya.
Dilansir dari antara, kasus-kasus tersebut berasal dari tempat tinggal sebelumnya, bukan untuk mengeksploitasi Indonesia.
Mereka diingatkan untuk mengikuti hukum dan adat istiadat Indonesia sebagai tamu.
UNHCR bekerja dengan pemerintah Indonesia sesuai Undang-Undang Dasar 1945 dan Peraturan Presiden 125/2016.
Pengungsi Rohingya di Indonesia, terutama perempuan dan anak-anak, merupakan individu yang tangguh.
UNHCR dan mitra kerja berupaya mendukung masyarakat setempat dan melibatkan mereka dalam menangani pengungsi.
Lebih dari 70% pengungsi Rohingya yang tiba dalam sebulan terakhir adalah perempuan dan anak-anak.
Data UNHCR menunjukkan bahwa mayoritas pengungsi Rohingya menyelamatkan diri di Bangladesh, Malaysia, dan India.
Tahun 2022 menjadi tahun mematikan bagi pergerakan maritim mereka, dengan 348 orang, termasuk anak-anak, tewas atau hilang.
Warga Rohingya, selama puluhan tahun, mengalami penderitaan ekstrem di Myanmar, tanpa status kewarganegaraan, akses kesehatan, pendidikan, dan kesempatan kerja.
Mereka berharap pulang ke Myanmar jika kondisi memungkinkan, menurut pernyataan Mitra Salima dari UNHCR.