Jakarta– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan bahwa curah hujan di Indonesia akan berada dalam kisaran rendah.
Hal ini diperkirakan hingga menengah pada bulan September hingga November 2023.
Fenomena El Nino dan Ocean Indian Dipole (IOD) telah terjadi, dengan El Nino mencapai level moderat dan IOD semakin positif.
Dampak dari El Nino biasanya dirasakan pada musim kemarau dari bulan Juli hingga Oktober.
Oleh karena itu, BMKG mengingatkan agar meningkatkan kewaspadaan selama bulan-bulan tersebut, terutama di wilayah yang akan memasuki puncak musim kemarau.
Beberapa wilayah yang diperkirakan akan mengalami curah hujan rendah antara lain Sumatera bagian tengah hingga selatan.
Lalu pulau Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara, Kalimantan bagian selatan, sebagian besar Sulawesi, sebagian Maluku Utara, sebagian Maluku, dan Papua bagian selatan.
Meskipun demikian, BMKG menyebutkan bahwa curah hujan akan berangsur turun seiring dengan siklus El Nino.
Pada bulan September, sekitar 53,73 persen wilayah Indonesia diprediksi akan mengalami curah hujan rendah, 43,33 persen wilayah akan mengalami curah hujan menengah.
Dan sisanya sekitar 2,94 persen wilayah akan mengalami curah hujan tinggi hingga sangat tinggi.
Pada bulan Oktober, BMKG memperkirakan peningkatan curah hujan di berbagai daerah.
Dimana sekitar 37,48 persen wilayah Indonesia akan memiliki curah hujan rendah, 55,53 persen wilayah akan memiliki curah hujan menengah, dan 6,99 persen wilayah akan memiliki curah hujan tinggi hingga sangat tinggi.
Pada bulan November, wilayah yang mengalami curah hujan rendah semakin berkurang. Hanya sekitar 13,49 persen wilayah Indonesia yang diprediksi akan mengalami curah hujan rendah, sementara 70,89.(cnn)