Satujuang– Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai dengan antusias menyambut kedatangan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Kunjungan itu berkaitan dengan Kota Batu yang saat ini menjadi fokus utama perhatian KPAI dalam upayanya mengawal penghapusan pekerja anak di negara ini.
“Pengawasan terhadap penghapusan pekerja anak di Kota Batu ini sangat penting,” ujar Aries, Kamis (5/10/23).
Aries menekankan bahwa Kota Batu, meskipun tidak memiliki jumlah penduduk yang besar, sangat bergantung pada angkatan kerja.
Terlebih lagi, sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Jawa Timur, Kota Batu memiliki tantangan besar terkait potensi eksploitasi pekerja anak, terutama di sektor usaha.
“Saya sangat mendukung upaya KPAI dalam mengatasi masalah pekerja anak di Kota Batu. Peran kami saat ini adalah bagaimana pemerintah dapat mengawasi anak-anak ini dan melindungi mereka dari segala bentuk eksploitasi,” imbuh Aries.
Sementara itu, Ketua KPAI, Ai Maryati Solihah, mengungkapkan bahwa Kota Batu telah meraih predikat “Nindya” Kota Layak Anak, sebuah prestasi yang mencakup 24 indikator dalam lima tahun terakhir.
Namun, Ai juga mengakui adanya kasus kekerasan dan eksploitasi pekerja anak yang perlu mendapat perhatian serius.
“Pekerja anak adalah masalah serius, dan konvensi hak-hak anak secara tegas melarang penggunaan anak dalam pekerjaan yang dapat merugikan mereka,” tegas Ai.
Ai menjelaskan bahwa beberapa kasus melibatkan anak-anak yang bekerja seperti Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau magang di beberapa tempat usaha seperti hotel, dengan jadwal masuk dan jam kerja yang melebihi batas waktu yang ditentukan.
Dengan kunjungan KPAI ke Kota Batu dan dukungan Pj Wali Kota, harapannya adalah ada langkah konkret untuk mengatasi masalah pekerja anak.
“Dengan demikian, anak-anak di Indonesia dapat tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang aman dan mendukung,” tegasnya.(NT/dws)