Satujuang- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Aceh dan Universitas Syiah Kuala memberikan beasiswa pendidikan bagi mahasiswa Palestina.
Beasiswa diberikan bagi yang ingin melanjutkan studi tingkat Strata 1 (S1), Pasca Sarjana (S2), dan Doktoral (S3).
“Universitas berkomitmen memberikan dukungan kepada mahasiswa Palestina melalui pemberian beasiswa,” ujar Rektor Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Marwan.
Kesepakatan ini tercantum dalam MoU yang ditandatangani oleh Prof.Dr.Ir.Marwan, Rektor Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, dan HE.Dr.Zuhair S.M. Al Shun, Duta Besar Palestina di Indonesia.
Acara juga dihadiri juga oleh DR Dr Safrizal Rahman selaku Ketua IDI Wilayah Aceh.
“Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada mereka untuk mendapatkan pendidikan berkualitas dan meningkatkan potensi mereka dalam membangun masa depan yang lebih baik,” imbuh Marwan.
Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair mengungkapkan terima kasih atas inisiatif Universitas Syiah Kuala, Ikatan Dokter Indonesia, dan rakyat Indonesia dalam memberikan beasiswa kepada mahasiswa Palestina.
Beasiswa ini dianggap sebagai dukungan berarti yang akan membantu mahasiswa Palestina meraih cita-cita dan kesuksesan mereka.
“Kuota tersebut mencakup berbagai program studi seperti kedokteran, kedokteran gigi, ilmu keperawatan, kedokteran hewan, kesehatan publik, ilmu kelautan, perikanan, sains, ilmu matematika, teknik, dan pascasarjana,” imbuh Ketua IDI Wilayah Aceh, DR Dr Safrizal Rahman.
Safrizal berharap universitas di sekitar Aceh juga akan berpartisipasi dengan menyediakan lebih banyak kuota agar lebih banyak mahasiswa Palestina dapat melanjutkan pendidikan mereka.
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengapresiasi inisiatif ini dan berharap program serupa dapat dikembangkan oleh IDI wilayah lainnya bekerja sama dengan universitas setempat.
“Program beasiswa ini sebagai upaya nyata memberikan kesempatan pendidikan bagi generasi muda Palestina,” ujar Ketua Umum PB IDI, DR Dr Moh.Adib Khumaidi turut menambahkan.
Melalui perjanjian kerjasama ini, diharapkan Universitas Syiah Kuala dapat segera mendapatkan nama-nama calon mahasiswa Palestina hingga akhir Februari 2024.
Sehingga mereka dapat bersiap untuk memulai proses belajar pada bulan April 2024.
Universitas juga telah menyiapkan kursus bahasa Indonesia sebelum tahun ajaran baru dimulai untuk memudahkan adaptasi para mahasiswa Palestina dengan lingkungan di Indonesia.
Beasiswa yang disediakan oleh Universitas Syiah Kuala dan IDI Wilayah Aceh, dengan kuota awal sebanyak 83, meliputi biaya kuliah, biaya hidup, biaya asrama, visa mahasiswa, asuransi kesehatan, dan diberikan selama empat tahun untuk program sarjana serta dua tahun untuk program pascasarjana.(rls)