Satujuang- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menanggapi lonjakan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dengan tegas, Senin (4/3/24).
Dilansir dari Kumparan, anomali tiba-tiba dalam perolehan suara PSI, yang mencapai 400 ribu suara, menarik perhatian publik.
“Masalah tersebut harus ditanyakan langsung kepada partai dan kepada penyelenggara pemilu. Ini adalah urusan internal partai dan kewenangan KPU,” ujar Jokowi kepada wartawan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Sementara itu, lonjakan suara PSI juga menjadi sorotan karena disinyalir terjadi pertukaran suara dengan suara tidak sah di beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Data dari beberapa lembaga survei menunjukkan suara PSI stabil di sekitar 2,6 persen, namun di Sirekap KPU, suaranya tiba-tiba meningkat menjadi 3,13 persen dalam beberapa hari terakhir.
Berdasarkan penelusuran, perpindahan suara tersebut terjadi di beberapa TPS, seperti TPS 004 Bulakan Cibeber, Cilegon Banten, dan TPS 009 Bendoharjo, Gabus, Gerobogan, Jateng.
Foto formulir C.Hasil menunjukkan perbedaan yang signifikan antara jumlah suara PSI dan suara tidak sah yang tercatat dalam sistem Sirekap KPU.
Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, merespons lonjakan suara PSI dengan menyatakan bahwa penambahan atau pengurangan suara dalam proses rekapitulasi adalah hal yang wajar.
Namun, Grace menegaskan bahwa yang tidak wajar adalah upaya untuk menggiring opini dengan mempertanyakan proses tersebut.
Ia juga menyoroti bahwa masih ada lebih dari 70 juta suara yang belum dihitung, banyak di antaranya berasal dari basis pendukung Jokowi di mana PSI memiliki potensi dukungan yang kuat.(NT)