Satujuang– Hamas menyerang pasukan Israel dalam konflik sejak akhir pekan lalu diduga sebagai bentuk kekecewaan terhadap Arab Saudi.
Beberapa orang percaya bahwa serangan Hamas bertujuan untuk menghambat upaya normalisasi antara pemerintah Israel di bawah Benjamin Netanyahu dengan Arab Saudi.
“Saya percaya bahwa perang pecah setelah Palestina kecewa dengan pembicaraan AS, Israel, dan Arab Saudi tentang normalisasi,” ujar Jenderal pensiunan AS dan mantan komandan NATO James Stavridis.
Di tengah isu normalisasi, Hamas meluncurkan serangan ke Israel pada 7 Oktober dari darat, laut, dan udara.
Fahmi Salsabilla, seorang pengamat hubungan internasional dari Universitas Muhammadiyah Riau, mencurigai bahwa serangan Hamas bertujuan untuk mengganggu upaya normalisasi.
“Iya ada dugaan (mengganggu upaya normalisasi), karena kalau Arab Saudi dan Israel normalisasi hubungan, maka akan semakin memperkomplikasi posisi Palestina dan membuat Palestina semakin terjepit,” kata Fahmi.
Baru-baru ini, Putra Mahkota dan Perdana Menteri Mohammad bin Salman (MbS) menyatakan bahwa pembicaraan normalisasi dengan Israel semakin dekat.
Sementara itu, Netanyahu bertujuan untuk menjalin hubungan dengan Riyadh tahun depan.
Upaya normalisasi ini tidak lepas dari keterlibatan AS, sebagai sekutu dekat Israel. Presiden Joe Biden dan pejabat AS lainnya telah mengunjungi Arab Saudi untuk membahas normalisasi.
Jika normalisasi benar-benar terjadi, Fahmi percaya bahwa posisi Palestina akan melemah dan semakin jauh untuk merdeka.(cnn)