Satujuang– Ikut perangi Israel, Houthi adalah kelompok militan yang berbasis di Yaman utara dan dipimpin oleh Hussein Badr al-Din al-Houthi.
Dilansir dari CNN, Ia merupakan seorang politikus Yaman dan aktivis politik dari sekte Zaidiyah. Gerakan politik Islam bersenjata ini muncul di Yaman utara pada tahun 1990-an dan menjadi sorotan pada pertengahan tahun 2000-an.
Karena pemberontakan bersenjata berkelanjutan melawan pemerintah Yaman. Gerakan Houthi mengikuti aliran Syiah Zaydi, sebuah komunitas Muslim minoritas dalam dunia Islam.
Awalnya, pembentukan Houthi berpusat pada Pemuda Percaya, sebuah jaringan pemuda Zaydi. Hussein al-Houthi menyediakan pendidikan agama, kesejahteraan sosial, dan rasa komunitas melalui jaringan ini.
Pada awalnya, mereka mendapat dukungan penuh dari pemerintah Yaman, tetapi seiring berjalannya waktu, jaringan Pemuda Percaya terlibat dalam protes melawan kepemimpinan Presiden Ali Abdullah Saleh.
Ini membuat nama Houthi semakin terkenal sebagai kelompok pemberontak melawan pemerintah Yaman.
Tegangannya meningkat antara Houthi dan pemerintah Yaman ketika Presiden Saleh mendukung “Perang Melawan Teror” Amerika Serikat dan invasinya ke Irak pada tahun 2003, yang dianggap sebagai ancaman terhadap tradisi dan hak kaum Zaidi.
Konflik bersenjata di Yaman kembali memanas selama Arab Spring pada akhir tahun 2010, dan pada tahun 2014, pemberontak Houthi, dengan dukungan mantan Presiden Ali Abdullah Saleh, berhasil menguasai ibu kota, Sanaa.
Ini menjadi awal dari perang saudara yang masih berlanjut hingga saat ini dengan dampak kemanusiaan yang besar.
Hingga sekarang, Houthi mengklaim otoritas di Yaman, khususnya di wilayah utara dan sebagian wilayah populasi tengah.
Mereka terus melawan pasukan pemerintah Yaman yang didukung oleh koalisi Arab Saudi. Pemerintah Yaman yang diakui secara internasional berbasis di Aden.
Yaman mengalami periode relatif tenang selama lebih dari setahun di tengah upaya perdamaian yang dipimpin PBB. Arab Saudi telah berpartisipasi dalam pembicaraan dengan Houthi dalam upaya untuk mengakhiri konflik tersebut.
Namun, serangan Houthi terhadap Israel baru-baru ini telah meningkatkan risiko konflik bagi Arab Saudi.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menganggap perang di Yaman sebagai krisis kemanusiaan terbesar di dunia yang sering diabaikan oleh komunitas internasional.
Sekitar 4 juta warga Yaman telah terlantar dan kehilangan rumah mereka akibat perang saudara ini.
Selama konflik, Amerika Serikat telah memberikan dukungan kepada Arab Saudi dalam upaya melawan Houthi di Yaman.
Sehubungan dengan mengapa Houthi menyerang Israel, Houthi adalah bagian dari “Poros Perlawanan,” sebuah koalisi kelompok militan di Timur Tengah yang diyakini didukung oleh Iran.
Houthi telah lama mendukung Palestina dan menentang Israel, terutama sekutunya seperti Amerika Serikat. Slogan mereka adalah “Matilah Amerika, Matilah Israel, Kutuk Yahudi, dan Kemenangan bagi Islam.”