Satujuang- Ketua Dewan Guru Besar Universitas Indonesia (UI), Harkristuti Harkrisnowo mengakui adanya intimidasi civitas academica UI yang menyuarakan pesan kebangsaan.
Intimidasi tersebut disampaikan melalui pesan WhatsApp oleh seorang alumnus UI yang tidak setuju dengan kritik UI terhadap pemerintah, mirip dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Islam Indonesia (UII).
“Alumnus yang melakukan intimidasi tersebut adalah seorang aparat berseragam, meskipun ia tidak tahu institusi asalnya,” ungkap Harkristuti dilansir dari CNN.
Alumnus itu lulusan fakultas hukum UI, dan meski tidak menyebutkan nama, dia berusaha mencegah UI untuk berpendapat.
Dalam menjawab intimidasi tersebut, Harkristuti menegaskan bahwa sikap civitas academica UI merupakan bagian dari kebebasan akademis.
“Kami mengajak perguruan tinggi lain untuk bersatu dalam mengawal Pemilu dan Pilpres 2024 agar berjalan jujur dan adil, dengan mengeluarkan empat poin tuntutan,” terangnya.
Pertama, mengutuk tindakan yang menghambat kebebasan berpendapat. Kedua, menuntut pemilu tanpa intimidasi dan ketakutan.
Ketiga, menuntut pembebasan ASN, pejabat pemerintah, ABRI, dan Polri dari paksaan mendukung paslon tertentu.
Terakhir, mengajak perguruan tinggi di seluruh Indonesia untuk mengawasi pemungutan dan penghitungan suara di wilayah masing-masing.
Harkristuti menyampaikan keprihatinan karena melihat demokrasi Indonesia terkoyak dan tatanan hukum serta demokrasi dianggap hancur akibat perilaku perebutan kuasa tanpa etika, dengan korupsi dan nepotisme sebagai penyebab utama.(NT)