Menteri Komunikasi dan Informatika: Kecepatan Internet Indonesia Tergolong Rendah se-ASEAN

Avatar Of Qisti Nadifa
Menteri Komunikasi Dan Informatika: Kecepatan Internet Indonesia Tergolong Rendah Se-Asean
Menteri Komunikasi dan Informatika

Satujuang- Menteri dan Informatika mengatakan kecepatan internet tergolong rendah di Kawasan ASEAN, berada diperingkat sembilan dari 11 negara.

“Berdasarkan data per bulan Desember 2023, kecepatan internet mobile hanya mencapai 24,96 Mbps. Sedangkan untuk jaringan fix broadband 27,87 Mbps. Maka kita berembuk bersama dan menemukan solusi konkret untuk mengatasi permasalahan ini,” ujar Budi Arie Setiadi, Rabu (25/1/24).

Menteri Komunikasi Dan Informatika: Kecepatan Internet Indonesia Tergolong Rendah Se-Asean

Menurut Budi Arie, ada tiga aspek penting untuk meningkatkan kecepatan akses internet, yakni melalui industri, kualitas dan perluasan layanan, serta pertumbuhan .

Baca Juga :  Pasien Positif COVID-19 di Mukomuko Meningkat, 66 Pasien Dinyatakan Meninggal Dunia

Sementara itu, data Ditjen PPI Kementerian Tahun 2023, tarif efektif layanan data melalui Jaringan Bergerak Seluler (Mobile Broadband) turun secara signifikan setiap tahun, dengan rata-rata tingkat penurunan setiap tahun (CAGR) periode 2017-2023 sebesar 17.72 persen.

Selain itu proporsi beban biaya dibandingkan pendapatan pada operator seluler pada periode kuartal kedua (Q2) 2023 berada pada kisaran 70 – 106 persen.

“Sehingga kecil peluang bagi operator seluler untuk menurunkan lagi tarif mobile broadband seperti periode-sebelumnya. Penerapan tarif ke depan perlu mempertimbangkan capex (Capital Expenditure) untuk penggelaran 5G yang besarnya beberapa kali lipat dari capex 4G,” ungkapnya.

Baca Juga :  STIHP Pelopor Bangsa Gelar Diskusi Bedah Kasus Jessica Wongso

Menkominfo mengatakan, investasi belanja modal atau capex yang mencukupi diperlukan untuk memperbaiki kualitas dan perluasan layanan internet,

Sedangkan pembiayaan untuk capex bergantung pada profitabilitas dan model pembiayaan lain yang menjadi beban operator.

“Makin besar permintaan layanan dari pengguna diperlukan upaya untuk mengurangi beban operator agar dapat memperbaiki dan memperluas layanannya,” jelas Budi Arie.

Baca Juga :  Pengurus di Kecamatan Minta Musda, Plt Ketua Dianggap Solusi ke DPP LAM Kepri

Dia juga mengutip data International Telecommunication Union (ITU) 2022 yang menunjukkan presentase tarif Mobile Broadband terhadap Pendapatan Bruto atau Gross National Income (GNI) per kapita sebesar 1,1 persen (Tarif MBB 2 Gb sebesar US$3,78).

Sedangkan tarif Fixed Broadband terhadap GNI per kapita sebesar 6.13 persen (Tarif FBB 20 Mbps US$20,97. (Qiss/Infopublik)

Google News Satujuang

Dapatkan update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News