Hukum  

Nasib Kota Tuo, Dulu Ramai Dibangga-Banggakan Sekarang Hening Bersama Kerugian Negara

Avatar Of Wared
Nasib Kota Tuo, Dulu Ramai Dibangga-Banggakan Sekarang Hening Bersama Kerugian Negara
Suasana Wisata Kota Tuo belum lama setelah diresmikan dan dibuka untuk umum

Kota Tuo ditepian sungai Kelurahan , Kecamatan Sungai Serut dulunya sangat dibanggakan Kota (Pemkot) .

Dari proses pembangunan hingga peresmiannya pada 1 Oktober 2021 lalu, hampir semua media online di riuh memberitakan.

Nasib Kota Tuo, Dulu Ramai Dibangga-Banggakan Sekarang Hening Bersama Kerugian Negara

Namun, Pesona Kota Tuo yang dibanggakan ini hilang redup setelah mengalami rusak parah di awal tahun 2023, tepatnya pada Jumat (24/2/23).

Pasca mengalami kerusakan dan amblas yang diduga karena ada kegagalan konstruksi dalam perencanaan pembangunan pada Pondasi Tiang Pancang (Sheet Pile).

Pesona mega proyek yang menelan kurang lebih Rp.5,8 Miliar dari APBD dan Rp.10 Miliar dari ini hilang bak ditelan bumi.

Pihak DPRD Kota sempat turun melakukan sidak dan melakukan pemanggilan kepada pihak-pihak terkait soal permasalahan ini.

Baca Juga :  Jonaidi SP Distribusikan Bantuan Ke Kecamatan Semidang Alas Maras

Saat itu juga terjadi silang pendapat antara DPRD dengan Pemkot , satu pihak mengatakan karena bencana, pihak lain justru menyebut ini adalah kesalahan konstruksi pembangunan.

Komisi II DPRD juga sempat memanggil pihak Dinas yang saat itu mereka mengakui Sheet Pile bangunan Kota Tuo merupakan kewenangan mereka.

“Kemarin kita sudah memanggil Dinas PU (Selasa 28/2,Red) untuk meminta kepastian dari mereka,” terang Wakil Ketua Komisi 2, Pudi Hartono saat itu, Kamis (2/3/23).

Dalam pertemuan itu, Komisi 2 meminta kepastian sebatas mana kewenangan Dinas Pekerjaan Umum (PU) di lokasi Kota Tuo yang ambruk tersebut.

Kata Pudi, Kabid SDA dan BM Dinas PU mengakui kewenangan PU ada pada Sheet Pile yang diduga menjadi sumber utama kerusakan dan fasilitas yang juga mengalami kerusakan.

Baca Juga :  Waspada, Ribuan Oli Palsu Beredar di Kepahiang

Berdasarkan sidak pada Senin (27/2) Komisi 2 menyimpulkan, kerusakan bangunan Kota Tuo diduga bukan karena bencana alam tapi diduga karena ada yang tidak pas dari proyek tersebut.

Ia juga menyebut Komisi 2 bahkan akan mengagendakan Hearing dengan Pokja, BWS dan pemenang tender dalam waktu dekat.

Namun hingga saat ini perkembangan permasalahan Kota Tuo tak kunjung ada ujungnya.

Pihak melalui Humas pun, hingga saat ini memilih tidak memberikan tanggapan setiap dipertanyakan bagaimana perkembangan kerusakan Kota Tuo.

Tidak diketahui apa alasan jelas dari pihak penegak kenapa terkesan menghindar.

Mengutip infonegeri.id pada pemberitaan tangga 17 Agustus 2023, disebutkan keterangan dari salah seorang warga sekitar lokasi .

Menurut kesaksiannya pada saat pembangun berlangsung struktur ( timbun) pembangunan Kota Tuo merupakan timbunan tanpa ada pengerasan menggunakan alat berat oleh pengelola.

Baca Juga :  Resedivis Berhasil Ditangkap Saat Beraksi di Warung Tuak

Tidak hanya soal struktur , ia juga menyampaikan pembangunan Kota Tuo yang berada di bibir Sungai, didalam perencanaan pembangunan terdapat ketidak sesuai pemasangan (tidak sesuai konstruksi) Pondasi Tiang Pancang (pasak bumi).

“Pada saat pembangunan Kota Tuo terdapat pemasangan pondasi tiang (beton pasak bumi) yang diduga dipotong hingga 4 sampai 6 meter, sehingga kedalama tiangnya berkurang (pembangunan tidak sesuai konstruksi) dan wajar amblas,” jelas Mulyadi.

Ditambah lagi dalam kesalahan kontruksi pembangunan, kata Mulyadi (sambil memperlihatkan gambar perencanaan Balai Pelaksana Pemukiman Wilayah ) yang tidak menggunakan Bronjong sebagai pondasi dari sebuah bangunan. (Red)

Google News Satujuang

Dapatkan update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News