Pemilihan Umum (Pemilu) tinggal beberapa hari lagi, sudah saatnya masyarakat untuk pilah-pilih wakil rakyat yang akan ia dukung pada 14 Februari nanti.
Masyarakat akan disuguhkan 5 kertas suara, diberikan hak memilih mulai dari DPRD Kota/Kabupaten, DPRD Provinsi, DPR-RI, DPD RI dan terakhir memilih siapa Presiden dan wakilnya yang akan memimpin Indonesia 5 tahun kedepan.
Kontestasi setiap 5 tahun sekali ini menjadi ajang adu strategi para calon legislatif (Caleg) dan Capres-Cawapres beserta Tim Suksesnya.
Bukan cuma tenaga, materil pun tentunya harus disiapkan selalu, begitupun dengan mental si calon.
Yang dapat suara terbanyak akan duduk selama 5 tahun kedepan, dan yang kalah harus bisa menerima. Siap menang tentunya juga harus siap kalah.
Kabar baiknya, Rumah Sakit Khusus Jiwa sudah menyediakan ratusan kamar untuk mengantisipasi Caleg yang tidak kuat menerima kenyataan atas kekalahannya.
Masyarakat diberi kebebasan untuk memilih siapa dan dengan alasan apapun. Alasan keluarga, teman, balas jasa, atau serangan fajar adalah alasan-alasan yang selalu ada di setiap pemilihan.
Namun, dibalik semua alasan itu, ada 1 alasan yang semestinya jadi landasan masyarakat untuk menjatuhkan pilihan mereka, yaitu jejak-rekam.
“Jangan beli kucing dalam karung”
Selain banyak sosok Caleg yang baru, hampir seluruh anggota dewan terpilih di 2019 lalu juga maju lagi di tahun 2024 ini.
Ada yang naik kelas, maju ke tingkat lebih tinggi, ada pula yang mempertahankan posisi lama. Berharap dipercaya masyarakat lagi untuk 5 tahun kedepan.
Jika Caleg baru belum jelas rekam jejaknya, bukan artinya lebih baik pilih orang lama, karena Caleg lama belum tentu bagus rekam jejaknya.
Isu HIV AIDS
Sempat beredar isu salah satu anggota dewan mengidap penyakit HIV AIDS, namun hingga saat ini belum ada pembuktian atas isu tersebut.
Isu Asusila
Tahun lalu, sempat ramai diberitakan salah seorang anggota legislatif yang main serong dengan istri orang lain, parahnya lagi wanita tersebut istri temannya sendiri.
Isu Narkoba
Akhir tahun 2023 sempat heboh pemberitaan tentang penangkapan salah seorang anggota dewan oleh pihak Badan Narkotika Nasional (BNN).
Terungkap dari keterangan kepala BNN saat melaksanakan Pers Rillis, isu ini ramai diperbincangkan. Tim anggota dewan aktif yang sempat diisukan sebagai pelakunya pun sibuk mencari pembelaan.
Hingga saat ini BNN tidak mau memberikan informasi siapa oknum anggota dewan tersebut. Informasi terhimpun, aturan rekam medis jadi dasar BNN tidak mau membuka data tersebut kepada publik.
Isu Pemain Tambang Bermasalah
Awal tahun 2024 ini, muncul pemberitaan tentang campur tangan seorang anggota dewan pada aktifitas tambang batubara bermasalah di Kabupaten Bengkulu Tengah.
Tambang ini diketahui masih beroperasi, meskipun RKAB terbaru mereka belum selesai di Kementerian terkait. Parahnya lagi, aktivitas pertambangan ini sempat mendapatkan teguran dari Kementerian ESDM karena beroperasi didekat aliran sungai.
Oleh: Patri Rahmat Hidayat
(Penulis adalah wakil pimpinan redaksi satujuang.com)