Satujuang- Presiden Joko Widodo terkejut dengan fakta bahwa hanya 0,45% penduduk usia 15-64 yang memperoleh pendidikan S2, S3 dalam negeri.
Dilansir dari katadata, Jokowi menganggap angka ini rendah dibandingkan dengan Malaysia dan Vietnam yang mencapai 2,43%.
Dengan total penduduk usia produktif sebanyak 190,83 juta jiwa, hanya 856.735 orang yang mendapat akses S2 dan S3.
Melihat sumber daya manusia sebagai investasi masa depan negara, Jokowi bertekad meningkatkan jumlah lulusan S2 dan S3.
Dia akan mengambil kebijakan dan mencari anggaran tambahan, termasuk optimalisasi pendanaan APBN, APBD, dan kolaborasi dengan mitra industri.
Jokowi menekankan pentingnya meningkatkan alokasi dana riset universitas, terutama untuk mempercepat pengembangan riset dan inovasi di bidang ekonomi hijau dan biru.
Jokowi menjamin penambahan anggaran riset universitas sebagai kebijakan berkelanjutan, meminta Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk tidak ragu-ragu memperbesar porsi anggaran riset.
Dalam pesan yang tegas, Jokowi menekankan bahwa kebijakan ini akan berlanjut di masa pemerintahan yang akan datang, tanpa ada pemotongan dari pemerintah berikutnya.