Satujuang- Seorang perempuan anggota Falun Gong tampak ringkih, berlindung di bawah payung tanpa sepatu, berdiri di atas lembaran plastik.
Di tengah meditasi, pengeras suara portabel mengalunkan musik kebaktian dan ceramah rohani.
Dia menjadi satu-satunya pengunjuk rasa yang berani berkampanye menentang perlakuan China terhadap anggota Falun Gong di depan gedung pemerintah China di Hong Kong.
Dilansir dari BBC, sebelumnya, banyak orang berdemonstrasi bersamanya, tetapi sejak China memberlakukan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong pada tahun 2020, banyak pengunjuk rasa diadili, membuat anggota Falun Gong enggan melakukan demonstrasi.
Bahkan untuk menemukan anggota Falun Gong yang terang-terangan mengakui identitas mereka, seseorang harus melakukan perjalanan ke luar negeri saat ini.
Di Taipei, ibu kota Taiwan, sekelompok praktisi Falun Gong duduk bersila di sebuah apartemen kumuh.
Mereka bermeditasi sambil melafalkan ajaran pendiri kelompok, Li Hong Zhi.
Di pulau Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri, sekte ini dapat beraktivitas secara terbuka tanpa takut ditangkap.
Falun Gong, gerakan spiritual yang didirikan pada tahun 1992 di Tiongkok timur laut, telah menjadi oposisi paling terorganisir terhadap pemerintah China.
Dulu didukung oleh otoritas Tiongkok, gerakan ini tumbuh dari popularitas Qigong, sistem tradisional Tiongkok yang mengatur postur tubuh, gerakan, pernapasan, dan meditasi.
Pada akhir tahun 90-an, Falun Gong memiliki lebih banyak pengikut daripada Partai Komunis Tiongkok, dengan perkiraan 100 juta pengikut di seluruh dunia pada tahun 1999.
Namun, Partai Komunis Tiongkok mengubah pandangan mereka terhadap Falun Gong dan melarang gerakan ini pada tahun 1999, menyebutnya sebagai “pemujaan jahat.”
Falun Gong mengklaim bahwa anggotanya di Tiongkok menghadapi penganiayaan, kerja paksa, dan bahkan pengambilan organ paksa.
Klaim ini, meskipun dibantah oleh pihak berwenang Tiongkok, telah dianggap kredibel oleh pengadilan internasional independen.
Di tengah klaim penyembuhan ajaib oleh Falun Gong, kritik juga muncul. Sejumlah mantan anggota dan kritikus menyoroti pendekatan yang ketat dan klaim apokaliptik dari pendiri Falun Gong, Li Hong Zhi.
Beberapa akademisi menunjukkan bahwa ajaran Falun Gong tampaknya meminjam unsur dari fiksi ilmiah populer.
Meskipun Partai Komunis Tiongkok dan Falun Gong terus berseteru, anggota Falun Gong di luar Tiongkok mengklaim bahwa mereka hanya ingin berlatih spiritual tanpa campur tangan pemerintah.
Dalam pandangan mereka, Falun Gong adalah gerakan yang sadar akan kesehatan dan hanya ingin maju secara spiritual.