Sektor Properti Menurun, Perekonomian China Melambat Pada Kuartal Pertama 2024

Avatar Of Yusnita
Sektor Properti Menurun, Perekonomian China Melambat Pada Kuartal Pertama 2024
Sektor properti China

Satujuang- Perekonomian diperkirakan melambat pada kuartal pertama 2024, dipengaruhi oleh penurunan yang berkelanjutan dalam sektor properti serta kekurangan kepercayaan dalam sektor swasta.

Menurut Reuters, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) diperkirakan hanya mencapai 4,6 persen secara tahunan, dibandingkan dengan 5,2 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya. Proyeksi ini merupakan yang terlemah sejak kuartal pertama 2023.

, sebagai terbesar kedua di dunia, menghadapi tantangan dalam pulih dari dampak pandemi , terutama dengan penurunan yang berkelanjutan dalam sektor properti, peningkatan utang daerah, dan kelemahan dalam belanja sektor swasta.

Baca Juga :  Berkat Tangan Dingin Muklisin, Perhutani Blitar Raih Prestasi Terbaik di Jawa Timur

telah menetapkan target pertumbuhan sekitar 5 persen untuk tahun 2024, sebuah target yang dianggap ambisius.

Meskipun ada tanda-tanda optimisme konsumen, seperti yang disebutkan oleh beberapa analis, data ekspor, , dan pinjaman bank menunjukkan pelemahan pada bulan Maret.

Ini mendorong untuk merilis lebih banyak stimulus guna memacu permintaan dan mencapai target pertumbuhan yang ditetapkan.

Baca Juga :  BRIN Duga Presiden Jokowi Salahgunakan Intelijen

Namun, beberapa peneliti, seperti Zong Liang dari Bank of , optimis bahwa pertumbuhan PDB kuartal pertama bisa sedikit lebih kuat dari perkiraan, mungkin mendekati 5 persen.

Mereka juga percaya bahwa target pertumbuhan dapat tercapai karena masih ada ruang kebijakan yang tersedia.

Dalam proyeksi kuartalan, diperkirakan tumbuh sebesar 1,4 persen pada kuartal pertama 2024, meningkat dari 1 persen pada periode Oktober-Desember 2023, berdasarkan data polling.

Baca Juga :  Satgas TMMD Ke 111 Kodim 0904/Paser Bentuk Batu Prasasti Menjadi Saksi Bisu

Data PDB akan dirilis pada Selasa (16/4), sementara data lain mengenai aktivitas industri dan penjualan ritel diperkirakan akan melambat.

Pekan sebelumnya, Fitch Ratings menurunkan peringkat kredit menjadi negatif, yang disebabkan oleh kebijakan pengeluaran lebih lanjut dari Beijing dalam infrastruktur dan manufaktur teknologi.(NT/kumparan)

Google News Satujuang

Dapatkan update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News