Satujuang- Pihak PT Paramitha mengatakan bahwa bangunan drainase yang sempat diberitakan sebelumnya, dibangun sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
“Memang menggunakan material bata, sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) bangunan,” terang penanggungjawab pembanguan, Ir Juni Purwanto ketika ditemui di lokasi, Sabtu (4/11/23).
Lebih lanjut Juni menerangkan bahwa, saluran drainase yang dibangun mengelilingi bangunan utama tersebut semuanya menggunakan material bata merah.
Sementara perihal adanya kerusakan, hal tersebut terjadi karena terlindas kendaraan material saat memasukkan bahan material untuk pembangunan pelapis tebing yang terletak tidak jauh dari saluran drainase.
“Tidak sengaja menimpa dan menyebabkan kerusakan, tapi nanti akan kita perbaiki seperti sediakala,” tuturnya.
Berdasarkan pantauan langsung di lokasi, tampak hanya satu titik yang mengalami kerusakan cukup parah pada bangunan yang merupakan pekerjaan tahap I pembangunan komplek kota Merah Putih tersebut.
Secara keseluruhan, bangunan saluran drainase tersebut tampak masih berdiri kokoh.
Untuk diketahui, saat ini pihak kontraktor sedang melakukan sejumlah pekerjaan pembangunan tahap II komplek kota Merah Putih.
Pantauan langsung di lokasi, pekerjaan yang dilakukan pihak mereka saat sudah mencapai 70%. Dengan progres yang telah mereka capai ini, diperkirakan pembangunan akan selesai tepat waktu.
Diketahui bersama, Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu saat kepemimpinan Helmi Hasan-Dedi Wahyudi sangat getol dalam pembangunan Kota Merah Putih.
Bukan angka yang kecil, puluhan milliar dana APBD Pemkot Bengkulu telah digelontorkan untuk pembangunan berbagai fasilitas di lokasi yang berdekatan dengan pintu TOL Bengkulu tersebut.
Untuk tahun ini, tercatat Pemkot Bengkulu telah menggelontorkan Rp.28 milliar lebih untuk melanjutkan pembangunan disana.
Melihat kondisi di Lapangan langsung, proses pembangunan terus dijalankan oleh pihak kontraktor pemenang tender, sepertinya tidak terganggu dengan kabar hangat akhir-akhir ini yang menyebutkan keuangan Pemkot Bengkulu diduga mengalami kebangkrutan.
Dimana Pemkot Bengkulu sampai nunggak membayar uang TPP ASN mereka selama beberapa bulan, kemudian ditambah lagi pengajuan di APBDP mereka yang memilih memangkas sebesar Rp.21 milliar alokasi dana untuk pembayaran TPP para ASN. (Red)